Mataku tak kasat
Memandang di balik dinding rebah itu
Camar dikerumuni semak-semak liar
Terlalu banyak bayangan tumpukan pantai
Tak tertonton apa warnanya
Wah, hah, atau fuh kah?
Atau ia sama saja dengan yang lain
Yang berada di balik dinding-dinding lain
Aku terpaksa tak tau
Pandangku terhalang selaput putih bening
Dan aku buta di buatnya


2010
Cermin Pasir
Sabtu, Desember 25, 2010

Cermin Pasir

Iblis indah itu ada di mana saja
Diatas gunung
Ia membusungkan dada
Di bawah jembatan
Ia melotok menatapku
Di sepanjang jalan
Ia berdiri tegap dihadapanku

Iblis indah itu ada di mana-mana
Di tengah kota ramai
Ia berderet rapi sepanjang ruas jalan
Di sudut perkampungan kumuh
Ia duduk santai di sana
Di pintu-pintu masjid
Ia terlentang lepas menggendong lelah

Iblis indah itu ada di mana saja
Setiap kali mata terjaga
Aku menatapnya
Setiap kali kaki melangkah
Aku tesandung olehnya
Setiap kali tanganku melambai
Ia kembali melambaikan tangannya

Iblis indah itu bernama penderitaan

Bantul,2010
Iblis Indah
Sabtu, Desember 25, 2010

Iblis Indah

Di dunia akar minus
Tuhan tak lagi duduk diatas singgasananya
sebagai pencipta
Dengan kehendak yang hadir tanpa permisi
Orang-orang menciptakan sendiri alam semestanya
Mereka mencipta manusia-manusia, binatang-binatang,
atau pepohonan
Bahakan benda mati mereka sendiri
Serta menentukan takdir
Juga hidup dan matinya suka-suka
Alam mereka di gerakkan digerakkan dengan kekuasaan mereka
Seperti sebandrol boneka kayu
Diikat leher waktu persis seekor anjing yang takluk pada tuannya
Semua berjalan terserah tangan mereka
Karena merekalah yang kuasa
di dunia akar minus  itu


Krapyak, 2010
Dunia Akar Minus
Sabtu, Desember 25, 2010

Dunia Akar Minus