Bukan Tentang Malam
Selamat pagi, kegelapan.
Hari ini sangat cerah. Di luar sana tak sedikit embun dengan beban terlalu berat sedang berjatuhan, mereka biasa dikenal dengan sebutan gerimis atau sebut saja hujan, ketika jumlahnya mulai tidak wajar. Di tempat lain, satu matahari sedang menyelinap dalam persembunyian, mungkin ia sedang ketakutan atau sedang melanjutkan peristirahatan, sisa kantuk semalam. Di sekelilingku masih saja tetap benderang.
Aku punya matahari kecil, menggantung tepat di langit tengah bagian atas kamarku. Memang hanya sebuah matahari buatan, seperti apa yang orang-orang hidupkan setiap malam. Tapi ia seringkali membantu mataku memantik gelap, meski terkadang ia membosankan.
Secara tak sengaja, ia seringkali melarangku memejamkan mata. Mungkin karena mataku memang tak mau dan belum pernah kalah dengannya atau aku ini merupakan salah satu makhluk luar biasa.
Ah, entahlah. Ini bukan cerita tentang mendung, gerimis, hujan, badai atau semacamnya. Hanya sdikit cerita tentang matahari kecil, itu saja.
Aku punya matahari kecil, menggantung tepat di langit tengah bagian atas kamarku. Memang hanya sebuah matahari buatan, seperti apa yang orang-orang hidupkan setiap malam. Tapi ia seringkali membantu mataku memantik gelap, meski terkadang ia membosankan.
Secara tak sengaja, ia seringkali melarangku memejamkan mata. Mungkin karena mataku memang tak mau dan belum pernah kalah dengannya atau aku ini merupakan salah satu makhluk luar biasa.
Ah, entahlah. Ini bukan cerita tentang mendung, gerimis, hujan, badai atau semacamnya. Hanya sdikit cerita tentang matahari kecil, itu saja.
15 Januari '17
By: A. Fahmi Muslih
Lampu, ahaha
BalasHapusSempat bingung tadi, kirainnya bakalan panjang. Oh, kau membuatku terkecoh, hii
Tapi keren, ditunggu kejutan lainnya, kak
Hahaha, memang harus dipaksa membaca sampai habis..
HapusSemoga lebih banyak lagi yang akan tertuliskan
Semangat
HapusGood describtion
BalasHapusThanks
Hapus